Jumat, 30 Desember 2011

Laporan Pencemaran lingkungan


PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN DOMBA
DAN KAIN PERCA

LAPORAN PENELITIAN
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu
                               Tugas Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan

                                                                 

Oleh,
Ketua :
Organik     : Herliana Fazri                  092154028
Anorganik : Hani Hanifiyah               092154012


Anggota :
Rudi Rosadi                092154003
Dian Aprilia                092154010
Yuni Kurnia                092154030
Irma Nurlaela              092154036
Meti Mahmudah         092154037

Kelompok V
Kelas III A



PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2011



PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN DOMBA
DAN KAIN PERCA
A.    Tujuan
1.         Memanfaatkan limbah kotoran domba untuk dijadikan pupuk cair
2.         Memanfaatkan sisa-sisa kain yang tidak terpakai untuk dijadikan tempat flashdisk dan bros
B.     Landasan Teoritis
1.      Pemanfaatan Limbah Kotoran Domba    
Kotoran ternak  Domba akan sangat bermanfaat bila diolah dengan teknik yang tepat  sebagai pupuk organik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Tidak hanya itu, penggunaan pupuk organik akan menyelamatkan kondisi tanah dari kerusakan jangka panjang. Meskipun sumber hara N pada kotoran Domba kalah dengan Urea, dalam jangka panjang juga maka manfaat pupuk organik akan jauh lebih baik dibandingkan Urea. Apa bedanya pupuk kimia dengan pupuk organik? Pupuk kimia terdiri dari gabungan beberapa unsur kimia yang diproses pada suatu pabrik. Sedangkan pupuk organik yang dikenal sebagai kompos merupakan hasil akhir atau perubahan antara tanaman atau hewan. Pupuk organik dapat dihasilkan dari perubahan limbah pertanian, limbah dapur dan kotoran ternak. Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus akan menjadikan perubahan struktur tanah yang pada akhirnya akan mengganggu proses pertumbuhan dan produksi tanaman.
Salah satu jenis hewan ternak potensial sebagai sumber pupuk organik adalah Domba. Hasil penelitian dari Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Bogor : Kotoran ternak domba mengandung bahan kering dan nitrogen berturut-turut 40 - 50% dan 1,2 - 2,1% (Bergantung pada Komposisi Pakan).  Jumlah nitrogen yang didapat dari kotoran domba yang memiliki berat 120 kg dan dengan periode pengumpulan kotoran selama 3 bulan mencapai 7,4 kg Nitrogen. Jumlah ini adalah setara dengan 16,2 kg urea atau 46% Nitrogen. Tidak hanya kotorannya, urin ternak domba juga bermanfaat untuk pertumbuhan dan produksi tanaman. Produksi urin domba dapat mencapai 0,6 - 2,5 liter/ hari dengan kandungan Nitrogen 0,51 - 0,71%. Dari hasil penelitian, pemberian 5 - 10 ton pupuk kandang per tahun memberikan hasil cukup baik untuk tanaman kedelai, padi gogo dan rumput gajah. Jumlah ini dapat disediakan dari pemeliharaan 6 - 7 ekor domba dengan berat badan rata-rata 25 - 30 kg. Dengan proses penguraian, maka kotoran ternak domba dapat menyediakan zat hara bagi tanaman. Proses ini terjadi secara bertahap dengan melepaskan bahan organik sederhana untuk pertumbuhan tanaman. Kotoran ternak domba mengandung sedikit air sehingga mudah diurai.
Pupuk kandang dari kotoran domba kandungan proteinnya tinggi, juga air dingin sebagai pelarut bahan-bahan organik dan debunya, tapi pupuk kandang kotoran domba rendah kandungan sellulosa. Pupuk kandang dari kotoran kuda rendah kandungan proteinnya dan tinggi kandungan sellulosanya dan hemisellulosa. Sedangkan pupuk kandang dari kotoran sapi persentase kandungan unsur-unsurnya berada diantara kedua jenis pupuk kandang tersebut.
Sejumlah hasil analisis menyatakan bahwa pupuk kandang yang dalam keadaan dingin mengandung 70% - 80% air, 0,3% - 0,06% nitrogen, 0,1% - 0,4% fosfor sebagai P2O5, dan 0,3% - 1,0% potasium sebagai K2O.
Satu ton pupuk kandang yang masih segar mengandung 400 - 600 pounds bahan kering, dengan susunan didalamnya mengandung 10 pon nitrogen, 6 pon P2O5 dan sekitar 10 pon potasium. Setengah dari jumlah nitrogen dan sebagian besar dari kedua unsur lainnya dalam bentuk terlarut dalam air, dengan demikian dapat segera dimanfaatkan.
2.      Pemanfaatan Kain Perca
Kain itu terdiri jadi jalinan benang-benang. Kain dibentuk dari kumpulan benang atau serat. Serat atau benang adalah zat yang panjang, tipis dan mudah dibengkokkan (lentur). Serat ini dapat terbentuk dari bahan alami maupun buatan.
Serat alami, ada yang berasal dari tumbuhan, misal serat kapas dari tumbuhan kapas, serat linen dari batang tumbuhan linum usitatissimun, dan juga serat rami dari batang tumbuhan  boehmeria nivea. Ada juga serat alami yang berasal dari hewan, misal serat wool dari bulu domba, serat sutera dari kepompong ulat sutera. Serat buatan, ada yang berupa “modifikasi” serat alami, seperti serat RAYON. Juga yang “murni” buatan, seperti Nylon, Polyester, dan juga serat logam.
Masing-masing serat memiliki sifat yang membuat bahan memiliki sifat sesuai kebutuhan. Sifat-sifat serat antara lain : knitted Kehalusan dan panjang serat, Kekuatan, Keseragaman serat, Gesekan serat, daya serap, dan elastisitas atau kelenturan. Kesemua sifat tersebtu akan menentukan sebuah bahan menjadi enak di gunakan, sejuk, menyerap keringat, dan sebagainya. Hal ini juga menentukan bagaimana cara pakaian  harus dicuci atau di setrika.
C.    Pelaksanaan
Kegiatan pembuatan pupuk cair dilaksanakan pada:
Hari                 : Kamis
Tanggal           : 6 Oktober 2011
Tempat            : Universitas Siliwangi
Kegiatan pembuatan tempat flashdisk dan bros dilaksanakan pada:
Hari                 : Kamis
Tanggal           : 6 Oktober 2011
Tempat            : Padayungan
D.    Alat dan Bahan
1.      Pembuatan Pupuk Cair
a.       Kotoran domba/kambing
b.      Air bersih
c.       Ragi tape
d.      Gula Pasir
e.       Bioaktivator (M-Bio)
f.       Ember berukuran 10 liter
g.      Plastik
h.      Tali Rapia
2.      Pembuatan Tempat Flashdisk dan Bros
a.       Kain perca
b.      Jarum
c.       Benang sulam
d.      Busa
e.       Peniti
f.       Jarum pentul
E.     Langkah Kerja
1.      Pembuatan Pupuk Cair
a.       2/3 bagaian drum diisi kotoran domba
b.      Menaburkan 3-5 butir ragi tape yang sudah dihaluskan dan ditambah bioaktivator (M-Bio)
c.       Drum diisi air sampai dengan 1/3 bagian sisa, lalu ditutup agar proses fermentasi berlangsung dengan baik.
d.      Setiap satu hari penutup drum dibuka dan diaduk selama +/- 5 menit.
e.       Campuran tersebut didiamkan selama 7 hari sebelum siap digunakan
Selain itu, pada hari Sabtu, 8 Oktober 2011, sebagai media untuk mengujicobakan pupuk cair, kami menanam tanaman berupa mentimun.
3.      Pembuatan Tempat Flashdisk dan Bros
a.       Pembuatan tempat flashdisk
1)      Memotong busa dengan ukuran 10 x 10 cm
2)      Melapisi busa dengan kain perca, melipatnya menjadi dua bagian kemudian dijahit bagian penggirnya dengan menyisakan satu sisi sebagai lubang tempat masuknya flashdisk.
3)      Sisi yang berlubang dipasangi kain brukat yang dijahit membentuk silang.
4)      Pada lubang kain brukat dimasukkan benang wol sebagai pengkerut
b.      Pembuatan bros
1)      Menjahit sekeliling tepi kain perca dengan menggunakan mesin jahit
2)      Kain dibentuk menyerupai pita dengan menyatukan bagian   tengah dan kemudian diberi  aksen tambahan dengan menggunakan benang
3)      Pada bagian belakang diberi peniti dengan menggunakan lem
F.     Hasil Penelitian
1.      Perbedaan Pertumbuhan Tanaman dengan Menggunakan Pupuk Cair, Pupuk Kimia dan Tanpa Pupuk
Dalam percobaan ini kami menggunakan tiga perlakuan terhadap tanaman mentimun, yaitu 1) Menggunakan Pupuk cair yang telah dibuat dari kotoran domba, 2) Menggunakan pupuk kimia berupa NPK, dan 3) Tidak menggunakan pupuk sama sekali.



a.  Perkecambahan (15 Oktober 2011)
1)      Menggunakan Pupuk cair yang telah dibuat dari kotoran domba,






2)      Menggunakan pupuk kimia berupa NPK,







3)       Tidak menggunakan pupuk sama sekali.





b.      Usia 2 Minggu (31 Oktober 2011)
1)      Menggunakan Pupuk cair yang telah dibuat dari kotoran domba,







2)      Menggunakan pupuk kimia berupa NPK,







3)       Tidak menggunakan pupuk sama sekali.
Tanaman dengan pupuk cair dari kotoran domba ternyata daunnya mengerut dan abnormal. Ternyata terjadi kesalahan dalam pemberian konsentrasi pupuk tersebut. Seharusnya konsentrasi diperkecil dengan melarutkan bupuk cair ke dalam 1 liter air. Pengerutan daun mentimun diduga terjadi karena tanaman kepanasan oleh konsentrasi berlebih dari pupuk cair dari domba tersebut.
          Oleh sebab itu pada pertengahan bulan November kami mengulang percobaan dan mengganti specimen dengan menggunakan tanaman labu siam (Sechium edule) dengan hanya melibatkan 2 perlakuan yaitu tanaman dengan pemberian pupuk cair dari kotoran domba dan pupuk kimia (NPK).
          Usia 3  minggu:
(kiri) : Tanaman Labu siam dengan pupuk cair dari kotoran Domba
(kanan) : Tanaman Labu siam dengan pupuk kimia (NPK)

2.      Pembuatan Tempat Flashdisk dan Bros
DSC06103.JPG
Salah satu tempat flashdisk yang selesai dibuat
G.    Pembahasan
Perbedaan Pertumbuhan Tanaman dengan Menggunakan Pupuk Cair, Pupuk Kimia dan Tanpa Pupuk
Pada percobaan pertama, yaitu dengan menggunakan tanaman mentimun, terjadi kesalahan pemberian konsentrasi dari pupuk cair sehingga tanaman yang diberi pupuk cair dari kotoran domba mengerut dan kecil daunnya. Pengerutan daun mentimun diduga terjadi karena tanaman kepanasan oleh konsentrasi berlebih dari pupuk cair dari domba tersebut.
Pada percobaan kedua, yaitu dengan menggunakan tanaman labu siam, berdasarkan pengamatan selama 2 minggu, ternyata pertumbuhan dari tanaman yang diberi pupuk cair dari kotoran domba dengan  pupuk kimia menunjukkan adanya perbedaan.
Tanaman yang diberi pupuk cair dari kotoran domba ukurannya lebih tinggi dan lebih besar daripada tanaman yang diberi pupuk kimia. Meskipun kondisi penanaman tidak dilakukan di dalam pot, yang dapat dimungkinkan bahwa tanaman yang satu menyerap dari yang seharusnya diserap oleh tanaman yang satunya lagi.
H.    Kesimpulan
Pupuk cair dari kotoran domba lebih bak dari pada pupuk kimia.
Apabila kain sisa diolah dengan teknik tertentu maka akan menghasilkan suatu barang yang bernilai seni dan dapat digunakan.



I.       Saran
Untuk kedepannya kami berharap dalam penelitian tanaman, dilakukan rancangan yang lebih teliti seperti menggunakan kaidah-kaidah yang ada dalam perhitungan statistic untuk biologi (Biometri) dan untuk pembuatan karya dari bahan kain perca dapat dibuat sesuatu yang lebih baik.




DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Kandungan Senyawa Kimia pada Pupuk Kandang. Outline tersedia di: http://www.ideelok.com/budidaya-tanaman/kandungan-senyawa-kimia-pada-pupuk-kandang
Anonim. Kain. Outline tersedia di:
Anonim. Kain Adalah Jalinan Serat. Outline tersedia di:
           http://b0cah.org/index2.php

Ahira, Anne. Pengetahuan Bahan. Outline tersedia di:

Radjam, Syam Asinar. Cara Mudah Membuat Pupuk Organik Cair (POC). 4 Januari 2009. Outline tersedia di:
               http://dombagarut.blogspot.com/favicon.ico

Setiadi, Agus Ramada. Pupuk Kotoran Domba (PUKDOM). Outline tersedia di:



0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites