A. RINGKASAN BISNIS
Tanaman nilam termasuk famili Labiatea yaitu kelompok tanaman yang mempunyai aroma mirip satu sama lain. Dan tanaman yang ditemukan oleh orang Perancis (1845) dan disebut sebagai Pagostemon Patcholi sesuai dengan nama mereka, awalnya diusahakan di Malaysia, kemudian di Sumatera Utara khususnya di Aceh. Tapi nilam yang dari Aceh ketika ditanam di Jawa tidak memberikan hasil yang sama.Tanaman Nilam (Progestemon cablin bent) yaitu kelompok tanaman penghasil minyak atsiri, mempunyai prospek yang baik karena di samping harganya tinggi, juga sampai saat ini minyaknya belum dapat dibuat dalam bentuk sintesis.
Minyak nilam memberikan sumbangan cukup besar dalam penghasil devisa Negara di antara minyak atsiri lainnya. Namun produksi minyak nilam di Indonesia masih terbatas dan produksinya belum optimal.
Kebutuhan dunia akan minyak atsiri yang berasal dari tanaman nilam saat ini berkisar 600 – 800 ton/tahun. Sebagian besar kebutuhan ini disuplai dari Indonesia. Minyak nilam oleh Negara konsumen digunakan sebagaii bahan pengikat dalam industri minyak wangi (parfum) atau dalam industri kosmetik lainnya.
Beberapa jenis tanaman nilam :
- Pogostemon Cablin Benth disebut nilam Aceh, memiliki ciri-ciri jarang berbunga dan berkandungan minyak tinggi dengan kadar 2,5 – 5 %.
- Pogostemon Heynecnus Benth disebut nilam Jawa atau nilam hutan, biasanya dapat berbunga dengan kandungan minyaknya 0,5 -1,5 %.
- Pogostemon Hortensis Backer Bent Jenis ini hanya tumbuh di daerah Banten, bentuknya mirip dengan Nilam Jawa dengan kandungan minyak rendah yaitu berkisar antara 0,5 – 1,5 %.
Tanaman nilam dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi dengan ketinggian optimal 10-400 mdpl, curah hujan antara 2500 - 3500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun, suhu 24 - 280C, kelembaban lebih dari 75%, intensitas penyinaran matahari cukup, tanah subur yang mengandung unsur organik dan kadar humus yang cukup agar dapat memberikan hasil yang paling baik.
B. KONSEP BISNIS
Bisnis ini merupakan bisnis dalam bidang petanian atau perkebunan, nantinya kami disini membudidayakan dan membuat suatu perkebunan khusus tanaman nilam. Selain itu, kami juga memakai jasa para petami dengan cara memberikan bibit secara gratis dan pada hasil panennya di bagi dengan kami, yaitu 70% untuk petani dan 30% untuk kami. Disini kami berencana mengadakan pembibitan penanaman sampai pengolahan menjadi bahan mentah berupa minyak atsiri tersebut, dan memasarkannya kepada para eksportir untuk dikirim ke luar negri dan kalau kita sudah bias mencapai kuota untuk di eksportkan kita akan eksport sendiri.
C. GAMBARAN PASAR
Ekspor nilam Indonesia berfluktuasi dengan laju peningkatan ekspor sekitar 6% per tahun atau sebesar 700 ton sampai 2.000 ton minyak nilam per tahun, dengan nilai US$ 14 juta hingga US$ 50 juta. Sementara harga minyak nilam di pasaran berkisar Rp 300.000 sampai Rp 700.000 per kg. Tujuan ekspor minyak nilam Indonesia terutama pasar Amerika, Perancis dan Jerman serta beberapa negara lainnya. Prospek industri minyak atsiri sebetulnya cukup cerah, karena bahan bakunya tersedia di dalam negeri. Sayangnya produktivitas daun nilam kering Indonesia hanya dua sampai tiga ton per hektar per tahun. Artinya produktivitas dibawah 30%. Banyak faktor yang membuat rendahnya produksi dan mutu nilam Indonesia, selain masalah teknologi, budidaya yang tidak intensif, bibit kurang baik juga cara penanganan bahan baku dan penyulingan.
Berbicara masalah komoditi ekspor nonmigas, minyak atsiri dari nilam merupakan salah satu andalan. Bahkan negeri kita tercatat sebagai pengekspor minyak nilam terbesar di dunia. Meski populer di pasar internasional, anehnya minyak atsiri nilam kurang akrab di telinga kita. Apalagi masih sedikit yang mengenal sosok tanaman nilam dengan baik. Padahal ini peluang bisnis di masa depan.
Sampai saat ini Daerah Istimewa Aceh, terutama Aceh Selatan dan Tenggara, masih menjadi sentra tanaman nilam terluas di Indonesia. Disusul Sumatra Utara (Nias, Tapanuli Selatan), Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah (Banyumas, Banjarnegara), dan Jawa Timur (Tulungagung). Umumnya, masih didominasi perkebunan rakyat berskala kecil. Potensi daerah inilah yang nantinya dapat dijadikan peluang bisnis yang menjanjikan. Karena permintaan minyak atsiri diberbagai pasar luar negeri cukup banyak. Kontribusi ekspor minyak atsiri relatif kecil terhadap nilai devisa total Indonesia. Namun, ternyata terjadi kenaikan permintaan setiap tahun. Bahkan peningkatannya cukup tajam. Untuk daerah Jawa Barat sendiri masih sangat minim tentang pengetahuan budidaya tanaman ini sehingga peluang usaha minyak atsiri dalam hal pengembangan industrinya sangatlah terbuka lebar.
D. TARGET PASAR
Untuk pasar sendiri, target kami adalah para pengeksport minyak atsiri khususnya minyak nilam ini. Karena kebutuhan akan minyak ini sangat besar sedangkan bahan baku sangat sedikit. Selain itu pasar luar negri juga sangat potensial apabila kami sudah memenuhi kuota untuk eksport maka pasar luar negri beberapa Negara sangat lah besar seprti Amerika, Singapura, Australia dll.
E. PESAING dan KOMODITAS PESAING
Pesaing usaha ini masih sangat jarang khusus untuk Jawa Barat sendiri belum ada sentra khusus yang menjadi lahan perkebunan tanaman ini. Jadi untuk pesaing kami kira tidak akan menjadi hambatan yang terlalu sulit. Karena bias jadi usaha kami ini menjadi usaha yang pertama kali dirintis dan dikelola secara baik.
F. ORGANISASI dan MANAGEMENT
Perusahaan terdiri dari pemilik modal dan pegawai berikut adalah informais tentang perusaan :
Nama perusahaan : FORBEST
Alamat : Jl. Panjalu, Lumbung, Kab. Ciamis, Jawa Barat
No Telepon : 0265791699
Email : fazriherliana@gmail.com
Bentuk usaha : Kepemilikan tunggal
Jumlah karyawan : 4 orang
Fasilitas perusahaan : - Kebun 1 Hektar
- Alat penyulingan
- Kendaraan Pengangkut ( mobil/motor)
- Gudang penyimpanan
Aspek Legal : KTP, SIUP, NPWP
Bidang/sektor usaha : Industri pertanian
Produk : Minyak atsiri (nilam), Bibit tanaman Nilam
Pasar : Dalam dan luar negeri
G. RENCANA KEUANGAN
1. Modal Awal
a. Modal sendiri = Rp. 20.000.000,-
b. Pinjaman Bank = Rp. 10.000.000,-
Jumlah = RP. 30.000.000,-
2. Pengeluaran
a. Bibit nilam 10.000 bibit @Rp.100,- = Rp. 1.000.000,-
b. Mesin Penyulingan = Rp.13.000.000,-
c. Upah kerja sampai panen = Rp. 5.000.000,-
d. Pembelian peralatan kebun = Rp. 3,500.000,-
e. Transfortasi = Rp. 2.000.000,-
f. Pemupukan dan pemeliharaan = Rp. 3.000.000,-
g. Alat-alat kantor = Rp. 2.500.000,-
JUMLAH = Rp.30.000.000,-
3. Perkiraan pendapatan
a. Dijadikan Bahan mentah
Luas Lahan | Hasil Panen | Harga | Jumlah |
1 Hektar | 50.000 kg | @Rp.900/kg | Rp. 45.000.000 Rp. 30.000.000 – Rp. 15.000.000 |
Jadi keuntungan yang diperkirakan selama 3 bulan adalah Rp.15.000.000,-
H. LAMPIRAN
0 komentar:
Posting Komentar